Senin, 08 April 2013

Asian sex - ML sama Mama

Asian sex - ML sama Mama 



 

Asian sex-Sudah satu minggu ini Rio melihat papanya secara diam-diam mengambil botol ungu dari atas lemari obat didapur dan meminum sebutir obat warna merah dari dalamnya. Setiap kali Rio bertanya pada papanya, ia selalu memperoleh jawaban yang tak memuaskan. Rio berpikir bahwa yang diminum papanya setiap akan berangkat kerja itu adalah permen yang sangat enak rasanya dan disembunyikan darinya. Timbullah keinginannya untuk mencoba obat yang dikiranya permen enak itu.

Sepulang sekolah ia langsung kedapur karena lapar. Lalu ia mencoba berteriak memanggil mamanya tapi ia hanya mendengar jawaban samar-samar dari belakang. Mamanya meminta Rio untuk sabar menunggu karena beliau masih sibuk mencuci pakaian. Duduk di depan meja makan pandangannya tertuju pada lemari obat yang ada dipojok dapur. Dilihatnya juga sebuah botol ungu diatasnya.

"Uhh, lapar begini paling enak makan permen dulu ya", katanya dalam hati.

Otaknya berputar mencari cara meraih botol ungu yang terlalu tinggi dari jangkauannya. Akhirnya ia mengambil kursi tinggi dan berhasil meraihnya. Di botol itu tertera "Penis Enlargement", (pembesar kelamin), tapi Rio tak tahu maknanya dan dianggapnya isinya adalah permen manis. Ketika akan membuka didengarnya suara mamanya mulai mendekat ke dapur. Dengan buru-buru ia mengambil 2 butir dari dalam botol itu lalu ditutup dan dikembalikan ketempat asalnya. Sambil mengunyah 2 butir obat yang dikiranya permen itu ia mendorong kursi ketempat semula.

"Hmm, rasanya manis, enak", katanya dalam hati.

"Rio, kamu makan apa?", tanya mamanya ketika melihat anaknya lagi mengunyah sesuatu.

"Permennya Papa", jawab Rio santai tanpa rasa bersalah.

Tanpa memikirkan soal permen itu, mamanya Rio kemudian menyiapkan makan siang Rio. Sejak saat itu bila Rio harus menunggu untuk makan siang ia pasti akan mengambil dan mengunyah permennya Papa tanpa sepengetahuan siapapun. Meskipun tidak setiap hari ia mengambil permennya Papa tapi setiap pengambilan bisa 2 sampai 3 butir. Hal itu ia lakukan selama hampir 3 bulan. Papa Rio yang banyak disibukkan pekerjaan kantor tak pernah curiga akan singkatnya persediaan obatnya karena sering lupa dan selalu membeli lagi setelah habis.

Rio sendiri tak pernah merasakan efek dari obat itu karena ia sama sekali tak mengerti. Efek yang ditimbulkan permen yang dikunyahnya adalah pembesaran alat kelamin pria hanya pada saat ereksi. Oleh karena Rio kecil belum pernah ereksi maka ia pun tak merasakan apa-apa.

Suatu sore hari ketika Rio menonton TV bersama mamanya, ia melihat penyanyi wanita yang hanya mengenakan bikini.

"Ma, Mama, yang nyanyi cantik ya Ma", kata Rio pada mamanya.

"Cantik mana sama Mama?", tanya mamanya.

"Cantik Mama dikit, tapi banyakan penyanyi itu", jawab Rio santai.

"Ehh, Rio nakal ya", teriak mamanya.

"Kalau begitu nanti nggak kubuatkan mie kesukaanmu", sambung mamanya.

"Ma, Mama, buatkan mie-nya dong", rengek Rio berkali-kali tanpa dihiraukan mamanya.

"Mama cantik kok, Mama lebih cantik dari penyanyi itu, sungguh Mama tambah cantik lagi kalau buatin Rio mie kesukaan Rio", rayu Rio pada mamanya.

Akhirnya luluh juga hati mamanya mendengar rengekan dan rayuan anaknya semata wayang itu.

"Iya Rio, Mama akan buatkan tapi nanti ya", ujar mamanya.

"Rio mau sekarang Ma, Mama buatin sekarang dong, Rio lapar sekali", rengek rio lagi.
Tak tahan mendengar rengekan rio, mamanya langsung ke dapur dan menyiapkan mie kesukaan rio.

"He, hehe, rio akan makan enak", katanya dalam hati sambil menonton goyangan penyanyi-penyanyi cantik di TV.

"Uhh, asyiik cantik-cantik goyang ngebor, ayo terus ngebor", kata rio dalam hati sambil terus mendekat ke arah TV dengan tengkurap.

Tanpa disadarinya, kemaluan rio bergeser dengan karpet yang ada dilantai. Semakin asyik, rio mengikuti irama lagu di TV dan menggerak-gerakkan pinggulnya. Semakin lama ia merasakan rasa yang enak kemaluannya ketika bergesek dengan karpet.

"Uhh, enaak, ayo terus goyang", kata rio.

Tiba-tiba kemaluan rio bertambah besar karena ereksi. Semakin lama semakin besar hingga panjangnya sekitar 20 cm, sebuah ukuran panjang kemaluan yang berlebihan untuk anak seusia rio. Karena celana rio ukurannya pas-pas-an untuk anak seukuran rio maka rio  menjerit kesakitan karena kemaluannya yang panjang itu menabrak dan terjepit karet celananya.

"Aduh, Aduh, Mama, Mama sakit Ma", jerit rio pada mamanya.

Terkejut Mama rio langsung berlari ke ruang tengah dan mendapat rio lagi terlentang kelimpungan dengan tonjolan celananya yang sangat besar.

"Kamu kena? Mana yang sakit?", tanya mamanya pada rio kebingungan.

"Ini Ma, burung rio kejepit celana, tolong Ma, aduh sakit", teriak rio sambil meringis dan memegang burungnya.

Sekilas Mama rio juga melihat tontonan TV yang masih memeprlihatkan goyangan-goyangan erotis dari penyanyinya. Mengertilah Mama rio tapi tetap heran dengan besarnya tonjolan burung rio. Untuk mengurangi rasa sakit jepitan celana pada burung rio maka mamanya melorotkan celana rio yang lagi terlentang. Bertambah terkejutnya Mama rio setelah melihat burung rion yang berdiri tegak dengan ukuran melebihi milik suaminya. Dipegang dan diusap-usap burung rio oleh kedua tangan mamanya yang lembut.

"Enaak Ma, terus.", kata rio nakal sambil tersenyum lega.

"rio, ini akibatnya kalau kamu lihat TV yang seperti gituan", teriak mamanya dengan muka merah dan segera mematikan TV.

"Mama, Mama, maafin rio.", rengek rio hampir menangis.
Tapi tetap saja burung rio berdiri tegak karena usapan mamanya.

Mamanya rio tahu bahwa untuk menidurkan kembali burung rio ia harus menyudahi usapannya pada burung itu, tapi karena ia belum pernah melihat dan memegang penis pria sebesar itu maka dengan ia masih tetap berlama-lama menatap dan mengusap burung anaknya. Melihat jam dinding, dengan berat hati ia meninggalkan rio dan kedapur untuk menyiapkan makan malam suaminya yang akan tiba dari pulang kerja tak lama lagi.

"Ma, Mama, gimana ini, rio kok ditinggal", teriak rio.

"Lepas dulu aja celanamu, duduk dan tunggu aja, kalau burungmu sudah tidur pakai lagi celanamu", teriak mamanya dari dapur.

"Hihihi, dingin-dingin empuk", tawa rio sambil memijat-mijat burungnya sendiri.


Lupa akan perintah mamanya, rio lari berputar-putar diruang tengah tanpa celana menirukan aksi superhero kesayangannya ketika membasmi kejahatan.

"Hmm, mana monster-monster jahat itu biar kutembak dengan senjata baruku ini", teriak rio memegang burungnya dan memainkannya bak senjata.

Kelakuan rio yang belum tahu apa-apa ini, membuat burungnya tetap saja berdiri tegang tak mau segera tidur. Tapi rio malah senang karena punya mainan baru.

Mama rio yang telah usai menyiapkan makan malam keluarga, kembali keruang tengah untuk melihat kondisi anaknya.

"Ma, Mama, ayo Ma main superhero lawan monster, rio jadi superheronya, Mama jadi monsternya ya", teriak rio pada mamanya.

"rio kamu kok nakal banget sih, disuruh duduk kok malah lari-lari", teriak mamanya tak dihiraukan rio yang lagi asyik main dengan berlarian.

Mamanya berusaha menangkap rio untuk dipaksa duduk tenang, tapi rio malah menganggapnya bermain-main dan tetap terus menghindar dari tangkapan mamanya lalu sesekali memegang burung dan mengarahkannya pada mamanya sambil beraksi menembak.

"Dor, dor, dor", teriak rio.

Gemas campur marah mamanya rio mengancam tak memberinya mie, tapi rio nakal sudah tak mendengarkan lagi ancaman mamanya yang sudah dianggapnya monster yang berusaha menangkapnya.

"Ayo monster kalau bisa tangkap Super rio", ujar rio.

Mendengar kata-kata rio, mamanya punya akal untuk menangkapnya.

"Awas Super rio kalau ketangkap akan kuberi pelajaran", kata mamanya rio berlagak jadi monster.
Lalu mamanya rio segera mematikan lampu diruang tengah sehingga kondisinya menjadi remang-remang.

"Mama, Mama rio takut, nyalain lagi lampunya", jerit rio ketakutan sehingga tak mampu beranjak dari tempatnya berdiri.

Tiba-tiba dua tangan mamanya sudah menangkap tubuhnya dari belakang.

"Hehehe, ketangkap kamu", ujar mamanya rio dengan suara monster.

"Mama, Mama mainnya sudahan", ujar rio sambil merobohkan dirinya diatas karpet ruang tengah.

"Mamamu sudah tak ada, yang ada hanyalah monster yang akan memberimu pelajaran", kata mamanya bak monster jahat yang siap menerkam mangsanya.

Merasa tertantang, keberanian rio muncul kembali mengingat ia punya senjata pamungkas yaitu burungnya yang masih berdiri.

"Super rio tidak takut sama monster jelek, sini biar kutembak", teriak rio dengan memegang dan mengarahkan burungnya ke arah wajah mamanya yang mendekat.

"Aku bukan monster jelek tapi monster cantik dan tak takut dengan senjatamu, terimalah pelajaran dariku", ucap mamanya rio langsung menangkap dan menjilati burungnya rio yang mengarah kemukanya.

rio yang tak berdaya melepas tangannya dari burungnya dan terlentang mengaduh"Aduh, aduh, geli Ma, geli Ma".

Tak mendengarkan rintihan rio, mamanya terus menjilati dan mengulum batang kemaluan rio. Kuluman maju mundur pada ujung batang kemaluan rio ia tambahkan kocokan dengan tangannya pada pangkal batang kemaluan rio.

"Uhh, uuh, mmh, Ma, Ma, en, en, enaak", ucap rio terbata-bata.

"Teruus Ma, iya gitu, mmh, uhh, lagi Ma, mmff", kata rio yang membuat mamanya makin mempercepat kuluman dan kocokan pada batang kemaluan rio.

"Ma, Ma, ri, ri, rio mau.", belum habis ucapan rio, batang kemaluannya berdenyut hebat mengeluarkan cairan putih dan langsung menyemprot kedalam kerongkongan mamanya.

"Mmmh, mmh.", suara mamanya sambil terus menyedot batang kemaluan rio dan menelan cairan putih itu seperti menyedot plastik sedotan ketika minum es juice sirsak.

"Mama, Mama kok doyan sih rio pipisin", ujar rio setelah lepas mulut mamanya dari batang kemaluannya.

"rio, itu tadi bukan pipis tapi peluru dari senjata rio yang harus dimakan oleh monster", kata mamanya rio dengan kalem.

Bersamaan dengan itu terdengar suara telpon dan ternyata dari papanya rio yang memberitahu istrinya bahwa ia akan lembur malam ini hingga tengah malam.

Dengan sangat kecewa, mamanya rio menutup gagang telepon. Ia kecewa karena hasrat nafsunya yang tinggi setelah bermain dengan rio hingga basah celana dalamnya ternyata tak dapat ia lampiaskan bersama suaminya yang akan pulang larut malam.

"Mama, Mama siapa yang nelpon kita?", tanya rio yang masih belum bercelana meski burungnya sudah kembali pada ukuran semula.

"Itu tadi papamu, pulangnya akan malam. Kamu cepat pakai celanamu, makan lalu segera tidur", perintah mamanya dengan nada agak keras sambil kembali menyalakan lampu ruangan tengah.

Di kamar tidur, rio yang bersiap-siap menuju ke pembaringan bercakap-cakap dengan mamanya.

"Mama, Mama besok disekolah akan aku tunjukkan senjataku pada teman-teman".

Mamanya langsung menjawab"rio kamu tidak boleh menunjukkan senjatamu itu, senjatamu itu hanya boleh kamu tunjukkan sama Mama saja, dan jangan sekali-sekali cerita pada papamu atau orang lain, ngerti?".

"Memangnya kenapa Ma?", tanya rio tak puas.

"Kalau kamu ceritakan dan tunjukkan sama orang lain, Mama nggak mau lagi main sama kamu dan Mama nggak akan membuatkan mie kesukaan rio", jawab mamanya yang direspon dengan anggukan oleh rio.

Ditempat tidur rio masih bingung dengan apa yang dikatakan mamanya tadi.

"Mama curang, masa senjata kok nggak boleh dikeluarkan, eh tapi kalau nggak dituruti nggak bisa dapat mie dan nggak bisa main, wah nggak asyik".

Gemericik air terdengar oleh rio dari arah kamar mandi. rio nakal segera bergegas membuka selimut lalu turun dari tempat tidurnya.

"Uhh, Mama mandi, ngintip ahh, seperti apa sih Mama punya senjata? punyaku kalah nggak ya?", pertanyaan dalam benak rio.


Didalam kamar mandi yang hanya ditutup separuh itu terlihat mamanya rio sedang telanjang sambil menunggu tingginya air dalam bathtub. Berdiri bersandarkan dinding kamar mandi tangan kanan mamanya rio mengusap-usap daerah kemaluannya sendiri dan sesekali memasukkan jari tengahnya kedalam vaginanya. Sementara itu tangan kirinya meremas payudaranya sambil memejamkan mata membayangkan burungnya rio.

rio yang sedang mengintip keheranan melihat senjata mamanya yang hanya berupa lubang kecil yang ditumbuhi rambut-rambut halus tanpa ada moncongnya seperti miliknya. Lebih heran lagi ketika melihat payudara mamanya.

"Uhh, Mama punya 2 senjata, tapi kok diatas ya?", pertanyaan dalam benak rio.

Merasa ingin lebih jelas ia bergerak lebih maju tapi badannya menyenggol pintu kamar mandi sehingga mengejutkan mamanya.

"rio, kamu kok nakal sekali", teriak mamanya.

Dengan nyengir di bibir rio berkata"Mama, Mama maafin rio".

Berhadap-hadapan dengan mamanya yang telanjang, piyama rio mulai terbuka bagian bawahnya karena tertonjol oleh batang kemaluan rio yang berdiri mengeras. Hal itu tak luput dari pandangan mamanya.

"rio kamu haru diberi pelajaran lagi karena nakal, kesini dan buka piyamamu", perintah mamanya.

rio yang ketakutan hanya menuruti perintah mamanya. Dengan telanjang bulat ia masuk kedalam kamar mandi dan berdiri tepat didepan mamanya.

Dengan tinggi badan rio, mukanya tepat menghadap pada daerah kemaluan mamanya.

"Mama, Mama mana senjatanya yang seperti punya rio?", tanya rio.

"Senjataku nggak kelihatan karena ada didalam, coba lihat", jawab mamanya rio.

"Mana, nggak kelihatan?", tanya rio.

"Memang nggak, tapi bisa mengeluarkan peluru, coba rasakan dengan lidahmu", perintah mamanya rio dengan menarik kepala riohingga lidahnya menyentuh bibir vagina mamanya.

"Ohh, rio rasakan lubangnya dan masukin dengan lidahmu", perintah mamanya.

Lidah rio akhirnya menemukan lubang vagina mamanya dan tanpa diperintah lagi bergerak-gerak secara bebas dalam liang kenikmatanan mamanya.

"Ahh, terus rio, lagi, jangan berhenti ohh.", ucap mamanya sambil mendesah keenakan.

Tarikan tangan Mama semakin erat memegang kepala rio membuat rio agak gelagapan.

"Cepat rio, Mama mau keluarin pelurunya, ahh.", desah mamanya sambil menggelinjangkan tubuhnya.
rio merasakan semprotan kecil yang hangat dari dalam liang kenikmatan mamanya dan berusaha menelannya.

Selepas itu mereka berdua mandi bersama dalam bathtub yang telah terisi air hangat. Berdekapan dengan mamanya, tangan rio yang nakal meremas-remas payudara mamanya. rio kecil duduk dipangkuan mamanya, burungnya yang makin mengeras bergeseran dengan perut mamanya. rio terus meremas semua bagian tubuh mamanya yang sudah merebahkan tubuhnya. Seperti mendapatkan mainan baru, tubuh rio yang berada diatas tubuh mamanya bergerak keatas kebawah sambil merasakan rasa enak pada bagian burungnya karena bersentuhan dan bergeser dengan tubuh mamanya. Mamanya rio membiarkan tingkah polah anaknya pada tubuhnya menunggu tertumpuknya hasrat nafsu yang tak akan dibendungnya.

"rio, ayo kita adu senjata io dengan senjata Mama", ajak mamanya rio.

"Mama, Mama gimana caranya?", tanya rio bingung.

"Masukin aja senjata rio kedalam lubang yang rio masuki lidah tadi, nanti didalam akan beradu sendiri", jawab mamanya menjelaskan.

"Ayo, ayo Ma, diadu, tapi yang kalah tandanya apa Ma?", tanya rio kembali.

"Yang mengeluarkan peluru duluan yang kalah", jawab mamanya.

Mama rio kemudian mengatur posisi tubuh rio yang berada diatasnya agak ke belakang sehingga batang kemaluan rio tepat berada diatas vaginanya. Dipandu oleh tangan mamanya, ujung batang kemaluan rio masuk sedikit kedalam lubang vagina mamanya.

"rio ayo dorong biar masuk terus", ucap mamanya sudah tak sabar.

"Mama, Mama rasanya geli", jawab rio polos.

Ditariknya tubuh rio oleh mamanya sehingga seluruh batang kemaluan rio masuk dalam vagina mamanya.

"Ahh, ah.", desah mamanya merasakan kenikmatan gesekan burung rio dengan liang kenikmatannya yang lain dibandingkan burung milik suaminya.

"Uhh, mmh, mmff, enaak Ma", kata rio kegirangan.

"rio , cepat kamu maju mundur tapi jangan sampai lepas ya senjatamu", perintah mamanya lagi.

Menuruti kata-kata mamanya, rio terus melakukan gerak maju dan mundur dan semakin lama semakin cepat hingga membuat gelombang yang lumayan dalam bathtub.

"Shh, aah, terus rio", desah mamanya.

"Mmh, mmff, iya Ma", kata rio mengiyakan.

Beberapa saat kemudian rio berkata"Mama, Mama aku mau keluarin pelurunya".

"Tahan rio.", ucap mamanya sambil mepercepat gerakan tubuhnya untuk mengimbangi gerak maju mundur rio.

Lalu didekapnya tubuh rio yang sudah kelihatan tak dapat menahan ejakulasinya.

"Mamaa..", ucap rio lirih dibarengi rasa denyutan dari batang kemaluannya.

Satu sentakan aliran cairan hangat dari batang kemaluan rio segera dirasakan oleh dinding-dinding liang kenikmatan mamanya.

Lalu mamanya menggendong tubuh rio  kecil yang sudah didekapnya. Dalam gendongan mamanya yang dalam posisi bediri rio menguncikan kakinya pada bagia belakang tubuh dan kaki mamanya agar tak jatuh. Dalam gendongan mamanya ini rio merasakan tubuhnya digoyang keras oleh mamanya sehingga gesekan yang ia rasakan pada batang kemaluannya semakin ia rasakan enaknya. Sehingga meluncurlah peluru-peluru berikutnya tak tertahankan lagi. Sementara itu mamanya juga merasakan sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya sehingga iapun mencapai puncaknya. Gelinjang tubuh mamanya seakan tak mau berhenti mengeluarkan segalanya dari dalam liang kenikmatannya yang terdalam.

Setelah melepas gendongan tubuh rio, mamanya kembali berbaring kedalam bathtub untuk mengistirahatkan tubuhnya. Sementara rio sambil menangis langsung kembali ke kamarnya setelah mengenakan piyama karena merasa kalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar